Tuesday 19 May 2015

Now for Later

Tak terasa hampir berada di penghujung perjuangan masa kuliah, meskipun perjuangan belum usai. Usia saat ini 21 mendekati 22. Hmm.. seharusnya pada usia ini seseorang sudah mantap punya tujuan hidup yaa.. Lulus kuliah, Kerja, Menikah.. Mungkin kira-kira begitulah Big Goal pada umumnya orang.
Seringkali sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir diserang oleh syndrome "memikirkan yang jauh di depan". Memikirkan kamu sudah kerja, punya penghasilan tetap lebih dari penghasilanmu privat-in org, punya channel baru, punya pengalaman kerja, pun style kamu berubah jadi style seorang pekerja. Indah ya membayangkannya. Tapi sesungguhnya begitu banyak PR untuk meraih itu semua. Hasil kuliah mu gimana? cukup ga untuk bersaing di dunia kerja? keahlian mu apa? bahasa inggrismu gimana? Kamu bs apa? Softskillmu? dan lain sebagainya. dan segala PR tersebut memang sudah harus "dicicil" dari sekarang untuk nanti.
Dan bayangan paling indah setelah itu ya tentang pernikahan. Apalagi untuk yang sudah sedang menjalani hubungan yaa. Menurut saya, gak tabu ya ngomongin pernikahan meskipun usia mu baru 21. toh gada salahnya kamu membaca, membicarakan, ataupun mendengar krn cepat atau lambat akan mengalami.. terutama untuk punya target menikah umur 24 tahun. Bukan kegatelan yaa. umur segini udah ngomongin nikah.. ah ga masalah menurut saya yg penting kita tau mana yg saat ini lebih jadi fokus kita..
Let say kamu punya target menikah umur 24.. sisa 3 tahun.. sesungguhnya waktu yang singkat loh mulai dr kamu mencari si "Right Man/Woman", penjajakan, sampai kamu merasa dia benar-benar Right. Belum lagi jika kamu tak berjodoh, kamu punya waktu tambahan untuk memulai semua dari nol. Hmmm tp bukan berarti karena kepepet waktu jadi asal pilih yah, asal yang ada aja. You have still the time to choose, girl :). Hanya saja mulailah memilih si dia dengan kriteria yang memang baik untuk dibawa ke masa depan.
Omong-omong soal nikah.. hmmm saya merasa itu gak semudah yang dipikirkan. saya sendiri belum merasakan tapi banyak juga mendegar pengalaman orang terutama wejangan dari Ibunda tercinta. Dan lagi-lagi Now for later, beliau selalu bilang biasakan diri dari sekarang untuk nanti, biasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, biasa menerima kritik (mungkin nanti dpt kritik dari suami or mertua), biasa untuk menyingkirkan egoisme, seperti kekeuh nonton film kesukaan padahal kerjaan lain masih banyak, takut sama kecoa lah terus kalo punya anak nanti gimana? dsb, belajar untuk menata hati, menurut saya ini yang paling penting dan tersulit. Beliau suka bilang, kamu harus bisa membagi hatimu, bagian untuk suami yang cuma kamu dan suami yang tau, bagian untuk mama yang hanya mama dan kamu yang tau, dan juga bagian untuk dirimu sendiri. Mengapa harus begitu? karena anak harus bisa jadi penengah antara Suami dan Mertua dimana ga selalu cocok.. begitu juga suami harus bisa jadi penengah antara Istri dan Mertua. Hmmm rumit ya menurut saya yang masih 21 thn ini. tapi mungkin itu resep mengapa pernikahan-pernikahan jaman dulu banyak yang langgeng sampai pernikahan perak dan emas. Seolah menggambarkan kematangan emosional, pikiran, dan pribadi serta kemandirian, orang tua kita seolah sudah berada di atas pijakan yang kuat dari kaki mereka sendiri ketika memutuskan menikah. Padahal jaman dahulu banyak juga yang menikah di usia relatif muda, seperti 24 tahun, atau malah di bawahnya. Tapi mengapa ya? untuk ukuran anak sekarang sepertinya banyak juga yang di usia segitu belum matang betul..
Sebagai seorang yang belum pengalaman soal ini juga, saya gak bisa banyak ceramah, just sharing what my mom advices to me.. segaknya kalo blogger punya ortu yang berpendapat sama dan blogger merasa kok ribet bgt yaaa? heii, gak 1 atau 2 orang tua yang seperti itu kok.. so, you have to follow her advice. Wejangan jaman dulu memang kadang terasa sulit, kuno, jika dibandingkan dengan jaman sekarang tapi saya akui banyak yang benar dan ampuh (di luar masalah pernikahan). Apapun nasihat ortu It just for our goodness that is have to learn from NOW FOR LATER.

nb: saya jadi makin giat belajar. Karena saya pengen cepat kerja, cepat mengaktualisasi diri, dan Insya Allah cepat matang dan menikah hehe.