Monday 24 February 2014

Perjalanan Menuju (Jalan) Angkasa

Hai blogger, hari ini saya mau share mengenai perjalanan saya menuju angkasa jalan angkasa.
Barangkali di antara dari sekian banyak blogger ada yang lagi mengalami masa-masa mencari tempat PKL seperti saya.
Semester 7 nanti saya akan mendapat tanggung jawab 4 sks Praktek Kerja Lapangan. Nah, mulai dari sekarang saya sudah mulai mengajukan surat permohonan izin PKL ke institusi yang saya inginkan. Rencananya PKL ini akan saya lakukan di semester 6.
Ada yang tau Jalan Angkasa 1 No. 2 itu gedung apa hayooo?

That is it!!


Inilah gedung tempat yang nantinya disini aku akan mengumpulkan serpihan-serpihan jejak menuju masa depan *halaah
Rancananya (*kalau diterima) saya akan PKL di BMKG kemayoran divisi Seismologi Teknik.

Perjalanan hari ini berawal dari rencana gagal mengajukan surat permohonan bersama partner sekelas, Tsania. Sayang seribu kali sayang plan matang yang udah disiapin dari hari Jumat gagal total karena surat Tsania belum kelar ditandatanganin pejabat-pejabat MIPA :D Padahal tadinya kami udah siap banget tuh mau ngebolang bareng ngikutin mikrolet 53 buat pergi ke BMKG. Namun, dikarenakan saya sudah terlanjur ijin ke Mr. Bambang, dosen Simulasi Fisika, untuk tidak hadir, dan saya pun tidak ada jadwal kosong lain yang lebih mungkin dan cepat, akhirnya saya memberanikan diri untuk menjelajahi rute mikrolet 53 itu, sendiri.
Setelah jam 10.00 mendapat kabar dari Tsania, saya (yang sudah berpakaian rapih) langsung mencangklong ransel. Dengan modal nekat, nanya-nanya ama temen yang udah pernah ke BMKG (Fiky dan Andi), dan modal ingatan tipis seputar jalur menuju Jalan Angkasa ketika dulu PKL di Angkasa Pura, saya memantapkan diri jalan sendiri.
Ketika baru selesai  pamit sama Mama, tiba-tiba langkah saya terhenti. "Nit, Mama ikut" kata Mama. Setengah gak percaya, Mama bukan tipe yang suka jalan, pokoke ngumah banget deh, tapi tiba-tiba pengen ikut. Alasannya sih karena setau Mama daerah masuk ke BMKG nya sepi dan rawan. Mungkin Mama ga tega anak gadisnya yang bukan tukang keluyuran mesti ngebolang sendirian. *terharu

Jadilah hari ini saya sendiri dan Mama pergi ke BMKG. Seperti biasa, angkutan daerah rumah saya selalu jarang sehingga memakan waktu agak lama buat menunggu. Setelah mendapat angkutan dan tiba di tempat ngetemnya mikrolet 53 (Pulo gadung-Kota) saya dan Mama menanti si Pak Supir datang. Dua mikrolet yang lewat kami abaikan begitu saja, demi mengikuti wejangan dari Mama agar jangan naik mikrolet yang sepi.
Setelah dapat mikrolet, kami duduk di dalam dan perjalanan pun dimulai. Jam 10.44 mikrolet yang kami tumpangi tiba. Sepanjang jalan macet, namun penumpang dalam mikrolet justru penuh sesak. Hanya beberapa tempat acuan yang dilalui yang dapat saya ingat yaitu: ITC Cempaka Mas, Yarsi, Rumah Sakit Islam, Hotel grand Cempaka, Galur dan setelah kesananya saya gak tau lagi. Turunlah saya di gereja besar yang atap birunya mirip kubah mesjid. Waktu itu mungkin pukul 11.30.

Sepanjang jalan dari gereja tempat kami turun sampai masuk ke dalam komplek merupakan jalan yang sepi, terpikir dalam benak saya kalau saya melewati jalan tersebut sendirian, untung ada Mama tercinta :) Setelah masuk kompleks saya bertanya pada tukang ketoprak.
"Mas, maaf mau nanya" tegur saya. Abang ketoprak diam aja seperti tidak mendengar sambil membaca sms di ponselnya. "Mas, saya mau tanya jalan" ulang saya. "iya yaudah nanya aja mau nanya apa?" sahut Abang ketoprak sensi. Ngeselin nih tukang ketoprak, amat sangat tidak ramah dan pura-pura gak denger lg cuihhh.
"Gedung BMKG dimana yah?" tanya saya. "Apa?" tanya tukang ketoprak. "BMKG. Gedung BMKG dimana ya??" ucap Mama mengulangi. "Disana Bu. Di sebrang. Itu Gedung yang warna merah" kata Abang. "BMKG bang. Disana?" tanya saya gak percaya. Yaiyalah gak percaya, saya kan udah nanya teman-teman, bahwa gedung BMKG satu kompleks dengan Angkasa Pura seingat saya waktu itu Angkasa Pura gak sampe nyebrang ke depan ngelewatin fly over gitu kaleeeeee -_______-
"Wah jauh dong? ga ada kendaraan? beneran disana? BMKG Bang" ulang Mama. "iya disana itu yang merah. jalan aja nyebrang deket kok" jawab dia. Seenak udelnya aja bilang deket -____________-
kami berdua pun berjalan menjauhi si Abang Ketoprak. Saya bilang ke Mama bahwa Abang itu mungkin salah, jangan dipercaya, saya yakin bahwa BMKG di sekitar sini gak diseberang. Setelah kami hampir saja menghilang dari pandangan di tukang ketoprak, tukang ketoprak kembali memanggil " Buu.. tadi mau kemana?? Gak denger" teriak si Abang. Gak denger?? Perasaan daritadi udah diulang-ulang -_-
"BMKG" kata Mama. "Oh BMKG. Bukannya tadi ga ada B nya? Dengernya MKG. Kalo MKG di sseberang sanah" kata Abang. MKG?? Mall Kelapa Gading kaliiii??? -__________- *aduh udah krisis kepercayaan ama tukang ketoprak. "BMKG kesana Bu belok kanan terus aja" kata Abang ketoprak. Nah ini baru masuk akal, kami mengikuti petunjuk si tukang ketoprak dan mengucapkan terima kasih.

Tips k-1: Jika akan pergi ke tempat baru lebih baik bertanya sejelas-jelasnya pada orang yang sudah pernah kesana dan bisa dipercaya, sehingga jika mengalami hal seperti saya, ada petunjuk yang berbeda dan ga masuk akal kita gak langsung mudah terpercaya.
Tips k-2: Sebaiknya jika dari awal bertanya pada orang yang terlihat ogah-ogahan jangan sepenuhnya dipercaya. Ikuti sambil dipikir dan yang paling penting tetap berlaku baik
Yang kami temui hanya jalan besar berkelok. Kami jalan di trotoar yang di sisi kirinya ditanami dengan tanaman-tanaman. Bertanyalah kami pada tukang sapu. Bapak tukang sapu ini kelihatannya baik. Ketika ditanya pun, beliau tidak sungkan malah langsung sigap memberikan petunjuk dan berhenti dari aktivitasnya yang sedang menyapu. Wajah polos si Pak tukang sapu membuat kami merasa tenang. Selain itu, beliau tidak banyak bicara, langsung to the point ke arah yang dimaksud :D *berbeda dengan pak tukang ketoprak

Sampailah kami di jalan merpati, bertanyalah lagi kami pada warung makan di sekitar situ. Oiya, di jalan merpati ini banyak sekali warung-warung makan. Akhirnya sampailah kami di depan gedung BMKG :D :D
waktu itu saya ingat pukul 11.58. Ya Allah, kurang 12 menit dari waktu istirahat, apakah sempat bertemu dengan Ibu Waskinah sebelum istirahat :(

Memasuki gerbang kami disambut oleh senyum-senyum ramah dari 4 orang security. Saya langsung mengutarakan maksud kedatangan saya dan lagi-lagi meminta petunjuk. Katanya saya bisa ke Bagian Sumber Daya Manusia di Gendung Bundar Lt.10. Kantornya bagus dan bentuk unik seperti planet di atapnya. Saya masuk kantor dengan didampingi oleh Pak Security, namanya Pak Ristong. Saya langsung di ajak ke bagian informasi sepertinya (tapi bukan receptionist) jadi tidak minta tanda pengenal atau identitas sebagai tamu sedangkan Mama duduk di lobby. Setelah itu saya langsung didampingi terus sampai ke Lt.10. Selama jalan ke Lt.10 saya ngobrol-ngobrol sama Pak Ristong seperti ko sendirian ke sininya, lalu saya tanya dari mana saja yang PKL dan basa basi ringan lainnya. Ternyata ketika itu sedang banyak anak PKL dari SMK.

Sesampainya di Lt.10 saya ditemani Pak Ristong menunggu Ibu Waskinah yang sedang di kamar mandi. Saya menunggu bersama dengan 3 anak SMK yang sepertinya mau PKL juga. Setelah Ibu Waskinah datang Pak Ristong meninggalkan saya dan saya tidak lupa mengucapkan terima kasih. Sekitar 10 menit saya antri di belakang anak-anak SMK terebut. Mereka sibuk mengatur jadwal dan mempertahankan jadwal PKL yang mereka inginkan namun tidak bisa karena penuh. Saya sempat takut, takut udah gak ada tempat sedangkan saya sangat ingin PKL di sini. Saya juga takut birokrasinya dipersulit. Setelah anak-anak SMK tersebut selesai, saya maju dan memperkenalkan diri dengan gaya bahasa resmi sambil berjabat tangan dengan Ibu Waskinah (gaya ala ala orang kantor, boleh nyontek pas dulu PKL di Angkasa Pura hehehe). Setelah saya menyerahkan map berisi surat izin PKL,  beliau meminta nomor telepon saya untuk info kabar lebih lanjut, beliau juga menanyakan saya ingin di divisi apa dan dari jurusan apa, saya jawab saya minat di seismologi teknik karena peminatan yang saya ambil di bidang komputasi dan instrumen. Tdak lupa saya meminta tanda tangan beliau di fotokopian surat izin sebagai tanda bukti terima surat (inisiatif sendiri aja sih hehehe). Tidak sampai 5 menit urusan saya sudah kelar :D Kesan pertama yang saya lihat dari Ibu Waskinah adalah beliau sangat baik dan ramah, sedetik pun beliau tidak henti tersenyum pada saya.

Alhamdulillah.. Lega.. Selesailah urusan dan tinggal menanti kabar. Walaupun tadinya sempat takut karena harus pergi sendiri, berhadapan dengan orang-orang kantor sendiri tapi dengan modal sok pede akhirnya bisa juga hehe. Yah semoga saja awal yang mudah ini pun akan mudah pula untuk selanjutnya :)
Saya memilih BMKG sebagai tempat PKL sejujurnya karena dekat dari rumah. Tadinya saya sempat ingin di CTECH Laboratories di Alam Sutra, akan tetapi mengingat jadwal PKL melewati bulan puasa dan saya ga tega kalo harus ngekos sehingga Mama sendirian di bulan puasa tanpa diriku yang selalu merusak suasana ini :D jadinya aku putuskan untuk ambil tempat PKL terdekat :)

Jika kamu memilih jalan yang direstui orang tua, Insya Allah semoga jalan-jalan selanjutnya pun akan mudah, aamiin :)


Best regards.

AC






Tuesday 11 February 2014

Sepenggal Kisah Sederhana dari Selembar Sertifikat

Halo blogger, 
how about your day? I hope it sounds good :)
Hari ini saya merasa ada sesuatu yang perlu saya share pada sahabat blogger. Mmm, bukan sesuatu yang penting mungkin. Tapi bisa jadi motivasi untuk yang jernih dalam berpikir, untuk yang hatinya mau terbuka untuk perubahan dan masukan.
Sesuatu yang akan saya ceritakan dibalik ini...
Taraaaaaaa... this certificate is one of things that I have waited for so much..
Yup, sertifikat Mahasiswa Berprestasi Fisika 2013. Awalnya saya pikir saya ga akan mendapatkan sertifikat ini tapi saya tidak menyangka bahwa Subbag Kemahasiswaan sangat mengupayakan agar sertifikat ini diturunkan..
      Hari itu, entahlah tanggal berapa dan hari apa bahkan bulannya pun saya lupa, setahun yang lalu ketika saya baru saja menginjakan kaki masuk ke dalam kelas kuliah Gelombang sehabis solat Dzuhur, ternyata ketika itu dosen saya sudah masuk kelas dan membicarakan soal seleksi Mapres. 
Sebetulnya ketika itu saya sudah mendengar perkataan beliau dari luar, "siapa disini yang pintar bahasa inggrisnya?" lalu ketika saya masuk teman-teman sekelas berseru "Itu Pak, yang pakai baju coklat" . waktu itu saya mengenakan hem coklat :D Beliau langsung memanggil saya ke depan kelas dan meminta saya introduction in english in front of the class :D Kontan saya kaget, grogi, keringet dingin dan apapun lah campur aduk.. belum lagi malu dan minder. Tapi yasudahlah.. Akhirnya saya coba untuk spontan bercakap-cakap ala bule, -sejujurnya ini kali kedua saya spontanitas tanpa latihan berbicara dlm bahasa inggris, sebelumnya pernah ketika SMA dalam tugas wawancara bule. Tentulah bahasa saya kurang indah grammarnya, namanya juga Inggris otodidak no course hehe
Tapi ga disangka, kejadian dadakan saat itu membawa saya terjun lebih serius ke seleksi MAPRES. Sebetulnya, sebelumnya beberapa teman dr BEMJ sudah meminta ijin saya untuk didaftarkan dalam seleksi tersebut, tapi saya merasa saya bukanlah apa-apa..dan masih banyak yang lain yang lebih layak dan pantas. Namun, yah mungkin ini jalan saya.. Bukan kah sebuah kesempatan datang dengan tidak melihat seberapa hebat orang itu? :) Bukan kah tidak ada yang kebetulan? Bukankah semua yang terjadi ini sudah mengikuti garis takdir dari Allah?
Bukan kah sebuah kesempatan datang dengan tidak melihat seberapa hebat orang itu? Bukan kah tidak ada yang kebetulan? Bukankah semua yang terjadi ini sudah mengikuti garis takdir dari Allah?
dengan pertimbangan bahasa inggris baik dan pernah membuat karya ilmiah serta IP memenuhi syarat akhirnya saya diminta untuk segera membuat paper penelitian untuk dipresentasikan hari Seninnya (yup, saya baru inget kalau sepertinya hari itu hari Kamis)
Gimana bisa saya membuat paper penelitian? sedangkan saya belum pernah meneliti (waktu itu saya semester 4) akhirnya saya membuat paper berjenis GAGASAN mengenai SMART HYBRID POWER BANK. Dengan semua yang serba dadakan dan niat yang tulus untuk mencoba saya kerjakan itu semua dengan prosedur.
Di hari H, wah super sekali saya bertemu para Mapres yang mewakili prodinya masing-masing. Mereka super dan wow, jelas berbeda dgn saya (menurut saya), ada Ka Joy, Ka ekramina, Aster, Ka Indah, Vania, Sifa, dan teman-teman lain.
Yang saya rasakan saat itu adalah..
Ya Allah, betapa beruntungnya saya telah terpilih, bukan masalah gelar,atau apa yang akan saya dapat nanti, tapi saya diberi kesempatan untuk kenal dengan teman-teman hebat di depan saya ini, sungguh menjadi motivasi dan membuka mata saya.

Proses pun dijalani, tahapannya ada tes interview in english about our paper, interview about personality, daily activity, and just conversation about project with Mr. Anggoro, dan big testnya yaitu, Presentation Our Paper. Ada satu statement dari seorang dosen Biologi yang selalu saya ingat, "Untuk memilih Mapres kami tidak hanya memilih yang pintar secara akademis tapi sangat diperlukan sosok yang entertaining seperti kamu" satu statement yang yaaa bisa bikin geer sih tapi yang waktu itu saya rasakan adalah "oh jadi saya punya softskill yang boleh juga yah" -karena saya selalu galau dengan softskill

Proses seleksi tersebut berjalan seharian, ternyata perjuangan saya hanya sampai pada tahap ini. Yaa.. saya cukup sadar diri tanpa persiapan yang memadai tentu saya kalah tarung dengan teman-teman hebat dan matang itu. tapi tahukah? bahwa sejak hari dimana saya ditunjuk sebagai MAPRES FISIKA kontan merubah alur pikir dan orientasi hidup saya. 
sejak hari dimana saya ditunjuk sebagai MAPRES FISIKA kontan merubah alur pikir dan orientasi hidup saya
Saya merasa semakin belum apa-apa.. saya merasa semakin kecil.. saya merasa semakin tak punya apa-apa.. tapi segala kerendahdirian itu membuat saya bergerak dan bangun dari jalan saya yang santai.
Saya mulai terdorong untuk lebih fokus, lebih terarah, lebih jelas dalam menentukan arah hidup. Mau jadi apa saya?? terlebih lagi banyak selentingan omongan miring di luar sana :) yaah segala tindak tanduk orang tidak lepas dari komentar bukan?
Saya marah? Jelaslah. tapi yasudahlah..toh kenyataannya saya sudah berjuang, dan kenyataannya saya diberi kesempatan, dan kenyataannya tidak ada yang lain yang mau mengambil kesempatan tersebut kan?? :D
Sekali lagi karena..
Bukan kah sebuah kesempatan datang dengan tidak melihat seberapa hebat orang itu? Bukan kah tidak ada yang kebetulan? Bukankah semua yang terjadi ini sudah mengikuti garis takdir dari Allah?
Sejak hari itu saya mulai mencoba untuk bermimpi, membangun mimpi, marah, dan tegas terhadap diri saya. Tidak, saya akan tetap menjadi diri saya, saya mungkin tidak akan mengejar seleksi seperti itu lagi, tapi saya tau sekarang kemana arah hidup saya dan apa yang saya inginkan. dan semua itu saya dapat ketika saya menempuh seleksi MAPRES yang sekejap itu. Bahkan kemampuan menulis pun saya peroleh dari itu. 
Blogger, ketika kamu terperosok ke dalam sebuah kesempatan baik yang tidak kamu inginkan cobalah, barangkali itu akan merubah jalan hidupmu, atau minimal akan merubah sudut pandang dan pemikiranmu sehungga menjadikan dirimu lebih hebat :)


Best regards,
-AC-

Sunday 9 February 2014

Prologue

Assalammualaikum..

Hello friends :)

It is my new blog, although it is not the first but in my second blog I want to write seriously and share everything happen to me- if I think that experience is useful to share, of course :D

Because I confident that by writing we can remove all of negative energy by thinking positive and write it become a creation